UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PAROKI SANTO LONGINUS WOLOWIO DALAM MEMOTIVASI SISWA SEKOLAH DASAR UNTUK MENGIKUTI PERAYAAN EKARISTI PADA HARI MINGGU

Odje, Magdalena. 2023. “Upaya Guru PAK Di Paroki Santo Longinus Wolowio Dalam Memotivasi Siswa Sekolah Dasar Untuk Mengikuti Perayaan Ekaristi Pada Hari Minggu”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, Sekolah Tinggi Pastoral Atmareksa Ende.

Pembimbing: Fransiskus Yance Sengga, S. Fil. Lic. Th.

Kata Kunci: Upaya Guru PAK dan Perayaan Ekaristi pada Hari Minggu.

Guru PAK merupakan seorang pendidik dan pengajar iman Katolik bagi peserta didik. Dalam pendidikan Katolik, Guru PAK memiliki peran penting. Peran itu nyata dalam mendidik, melatih keterampilan, memberikan pedoman, dan bimbingan bagi siswa/siswinya. Hal ini dilakukan oleh Guru PAK di sekolah. Disana terjadi proses penanaman nilai-nilai iman dan penghayatan siswa/siswi terhadapnya. Salah satu yang selalu diupayakan oleh para Guru PAK di wilayah Paroki St. Longinus Wolowio adalah membuat siswa/siswi aktif mengikuti Perayaan Ekaristi hari Minggu. Hal ini penting dibuat karena fenomena yang terjadi di sana adalah banyak siswa/siswi tidak mengikuti Perayaan Ekaristi hari Minggu. Kalaupun ada yang ikut, namun itupun tidak aktif terlibat dalam perayaan tersebut. Pertanyaannya, “Bagaimana upaya Guru PAK di Paroki Santo Longinus Wolowio dalam memotivasi Siswa Sekolah Dasar untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu?” Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui upaya Guru PAK di Paroki Santo Longinus Wolowio dalam memotivasi Siswa Sekolah Dasar untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Untuk itu, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode triangulasi. Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa Guru
PAK telah berupaya untuk memotivasi siswa guna mengikuti Perayaan Ekaristi secara aktif pada hari Minggu. Upaya-upaya yang dibuat itu adalah dengan menulis isi homili, meminta tanda tangan Romo atau Pater yang memimpin misa, membuat surat pernyataan dengan menulis kata-kata yang sama sebanyak 100 kali, memberikan hukuman berupa membersihkan toilet sekolah, dan membawakan sapu lidi. Kendati demikian, dalam kenyataan, masih banyak siswa/siswi yang tidak mengikutinya secara penuh dan tidak terlibat secara aktif.
Alasannya adalah karena siswa/siswi lebih memilih bermain daripada ke gereja. Selain itu, siswa/siswi juga lebih memilih nonton film kartun hingga larut malam.
Akibatnya bangun terlambat dan tidak mengikuti perayaan Ekaristi. Oleh karena itu, penulis mengajukan saran kepada Guru PAK di Paroki Santo Longinus Wolowio agar terus memotivasi siswa untuk mengikuti perayaan Ekaristi pada
hari Minggu. Demikian pula disarankan kepada siswa/siswi agar bisa ikut terlibat secara aktif dalam mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Mengapa?
Karena Ekaristi merupakan puncak dan sumber kehidupan kristiani.